Tema : Menjadi Garam dan Terang di dunia
Teks : Matius 5: 13-16
Pendahuluan
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus
Kristus, sebelum membahas ayat ini, saya ingin bertanya kepada kita semua dan
biarlah pertanyaan ini menjadi perenungan bagi kita dalam kita merenunkan
firman Tuhan pada saat ini.pertanyaannya adalah; apakah tujuan utama hidup dari
orang Kristen (orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus) di dunia ini?....
Apakah menjadi orang yang sukses, yang mendapatkan kedudukan dan jabatan yang
tinggi serta memiliki harta yang melimpah, atau dapat membangun suatu bangunan
yang megah yang dapat dikenang dan dipuji oleh setiap orang, atau mendapatkan titel atau gelar yang setinggi-tingginya ???.
Saudara –saudari, tidak salah kalau kita dapat melakukan hal-hal seperti itu.
Namun jika itu yang menjadi tujuan hidup yang utama dari setiap orang percaya,
maka saya yakin hidup seperti itu tidak ada maknanya sama sekali bahkan itu
boleh dikatakan menjadi sia-sia. Jadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah
tujuan utama dari hidup manusia di dunia ini, sehingga hidup itu menjadi bermakna dan bernilai kekal di
dunia ini?....jawabannya adalah hidup ini akan menjadi bermakna dan bernilai
kekal jika saudara-saudari dapat menjadi garam dan terang di dunia ini. Oleh
karena itu, tema perenungan firman Tuhan pada saat ini adalah “menjadi garam
dan terang di dunia ini”.
Isi
Saudara-saudari, di dalam ayat ini, kata pertama yang digunakan
ialah kata ‘Kamu’, yang menunjuk kepada para pengikutnya yang pada saat itu
mendengarkan tentang khotbahNya di Bukit. Dalam hal ini kata kamu dikaitkan
dengan garam dunia “ Kamu adalah garam dunia”. Dengan mengatakan bahwa ‘kamu
adalah garam dunia’ menunjukkan bahwa Tuhan Yesus memberikan pujian serta
penghargaan yang terbesar bagi setiap orang yang percaya kepadaNya dan
sekaligus ingin menunjukkan bagaimana peranan orang percaya itu, yaitu kamu di
dunia ini dapat menjadi garam. Dalam istilah menjadi garam, bukan berarti kita
adalah garam yang sesungguhnya. Namun yang menjadi pertannyaan bagi kita,
adalah kenapa Tuhan Yesus mengatakan bahwa kamu adalah garam?... bukankah garam itu rasanya asin, yang
biasanya digunakan untuk masak atau juga sebagai pengawet makanan khususnya
daging pada saat itu?... ternyata tepat, sesuai dengan fungsinya garam itu pada
jaman dahulu begitu sangat dibutuhkan oleh setiap orang, bahkan sampai sekarang
pun garam itu menjadi hal yang penting untuk digunakan khususnya oleh kaum ibu,
untuk di dapur. Fungsi utama dari garam itu ialah sebagai penyedap rasa dalam
masakan. Tanpa garam maka, makanan yang
dimasak akan terasa hambar atau tidak menjadi sedap untuk dimakan, selain itu,
garam pun sangat berfunsi untuk mengawetkan makanan, misalnya daging atau ikan,
pada saat itu memang belum ada kulkas untuk mengawetkan makanan sehingga garam
sangat bermanfaat untuk mengawetkan daging dan ikan, karena jika tidak di taruh
garam, maka daging itu akan menjadi busuk.
Dalam metafora ini Tuhan Yesus menggambarkan bahwa dalam
mengikut Dia, maka kamu yang adalah orang percaya haruslah menjadi seperti garam,
menjadi seperti garam sesuai dengan fungsi dari garam itu, yaitu dapat memberi
rasa kepada dunia yang tawar ini serta dapat meresap didunia ini sehingga dunia
ini tidak menjadi busuk oleh kejahatannya.
Kemudian selain menjadi garam, “kamu adalah terang”. Rumah-rumah
di Palestina, tempat Yesus pada saat itu mengajar, semua rumah sangat gelap,
karena biasanya hanya mempunyai satu jendela kecil dengan garis tengah
kira-kira 30-40 cm saja. Pelita yang dipakai di rumah-rumah itu berbentuk
seperti perahu kecil yang diisi minyak, dengan sumbu yang terapung. Biasanya
pelita itu ditempatkan pada sebuah tiang kecil (dian), yang terbuat dari
potongan dahan kayu. Dengan demikian maka pelita itu akan terlihat. Jelaslah
bahwa fungsi utama dari pelita itu ialah untuk dapat dilihat dan dapat
menyinari kegelapan sehingga menjadi terang. gambaran tentang pelita inilah
yang di ambil oleh Yesus dalam hal Dia mengajarkan tentang peran dari setiap
pengikutnya.
Saudaraku pengunkapan tentang terang
mengunkapkan hakekat terbesar dari diri setiap orang percaya/pengikutNya.
Mengapa? Karena di situ Yesus memerintahkan agar orang percaya menjadi sesuatu
yang sebenarnya merupakan hakekat Yesus sendiri. Yesus adalah terang, dan orang
percaya/ pengikutNya diperintahkan untuk menjadi terang itu. Yesus mengatakan
“selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia” (Yoh 9:5). Kalau Yesus memerintahkan
agar para pengikutnya menjadi terang dunia, maka Ia sebenarnya memerintahkan
agar mereka menjadi sama dengan diri Yesus sendiri yang adalah terang itu.
Jemaat yang terkasih,
kedua gambaran ini menunjukkan peran dari setiap orang percaya di dunia ini. Sebagai
orang percaya kita harus meresap kedalam masyarakat disekitar kita bahkan yang
tidak seiman dengan kita. Kendati secara rohani dan moral berbeda, kita tidak
boleh terpisah secara sosial. Sebaliknya “hendaklah terangmu bercahaya”.
Artinya, biarkan teranmu merasuki kegelapan itu. Yesus melanjutkan, jangan
menyalahkan pelita dan meletakkannya di bawah tempat tidurmu atau pada lemari
yang gelap. Sebaliknya letakkan pelitamu pada kaki dian dan biarkan terangnya
bercahaya keluar. Dengan kata lain, biarlah kabar baik tentang Yesus Kristus,
yang adalah terang dunia, menyebar keseluruh masyarakat, dengan perkataan
maupun dengan perbuatan anda yang baik. Serupa dengan itu, garam juga harus
meresapi daging. Pelita tak berguna jika disimpan di dalam lemari, dan garam
tak berguna jika masih berada di wadahnya. Terang harus bercahaya bagi
kegelapan dan garam harus meresap ke dalam daging. Kedua model ini menggambarkan
proses penetrasi dan mengundang kita untuk meresapi masyarakat. Namun masih
banyak di antara kita yang bersembunyi dalam lemari kecil kita yang gelap dan
tinggal diam di dalam wadah garam kecil dan yang cantik yang kita sebut gereja.
Aplikasi.
Saudaraku Kekristenan itu tidak boleh terlihat hanya di
dalam gereja. Kekristenan yang pengaruhnya yang hanya terasa di dalam gereja
tidaklah bermanfaat. Kekristenan seharusnya terlihat nyata di dalam kehidupan
sehari-hari di dunia ini. Kekristenan kita haruslah nampak di dalam cara kita memperlakukan para penjual
sayur di pasar, cara kita berbelanja jangan dengan sikap yang sombong dan
ankuh, cara kita memperlakukan bawahan kita atau atasan kita, cara kita bergaul
setiap hari, cara kita berbicara, hilangilah kata-kata kotor. Kekristenan yang
nampak haruslah sama dengan kekristenan yang dinampakkan di tempat kerja, di
sekolahan, di pasar, di lingkungan pergaulan kita, di dunia bisnis bahkan di
dalam keluarga kita serta dimana saja kita berada. Tuhan Yesus tidak mengatakan
bahwa kamu adalah terang gereja dan garam gereja, melainkan Ia mengatakan bahwa
“kamu adalah terang dan garam dunia”. Karena itu di dalam kehidupan orang
Kristen haruslah nampak jelas dan dapat dilihat oleh semua orang. Seorang teolog besar (John Stott) berkata; “
jangan bertanya kenapa dunia ini semakin gelap, tetapi bertanyalah dimanakah
terangnya, jangan bertanya kenapa dunia ini semakin busuk tetapi bertanyalah
dimanakah garamnya”. Jika masyarakat di
sekitar kita melakukan korupsi, kejahatan yang semakin meningkat bahkan pertikaian yang tiada habisnya di
lingkungan kita, Bahkan di negara kita, tidak masuk akal untuk menyalahkan
masyarakat yang melakukan itu. Pertanyaan yang harus diajukan ialah di manakah
gereja?...dimanakah garam dan terang Yesus?. Sungguh munafik untuk mengankat
alis dan bahu kita, seolah-olah itu semua bukan tanggung jawab kita. Padahal
jelas sekali, Yesus meminta kita menjadi garam dan terang bagi masyarakat
dimana kita berada. Karena itu jika kegelapan dan kebusukan berkembang
disekitar kita, sebagian besar adalah akibat kesalahan kita, dan kita harus
mengakui kesalahan itu. Oleh karena itu, menjadi garam dan terang merupakan
bagian utama dari hidup setiap orang percaya, sebab jika kita tidak menjadi
garam dan terang bagi dunia ini, maka sia-sialah hidup kita di dunia ini.
Melalui perenungan ini biarlah kita sebagai orang percaya yang hidup di dunia
yang membutuhkan garam dan terang dari kita, biarlah kita dapat melakukannya
selama kita hidup di dunia ini, sehingga dengan menjadi garam dan terang, nama
Tuhan Yesus dipermuliakan melalui kita. Selamat menjadi garam dan terang dunia
dimana saudara berada . Soli Deo Gloria
trimakasih saya diberkati melalui perenungan Firman Tuhan. JBu
BalasHapusYesus Terang hidupku, tak ku takut kan gLap, kutrima Kau Yesus dalam hatiku,..ku punya trang hidup...dan bilaku berjalan saat aku berlari kutak takut sbab terang-Mu..walau dunia jadi gLap smua yang ada pun Lenyap Kau kan tetap Trang HIDUP-ku. Bri terang-Mu dalam hatiku Tuhan agar dunia tahu bahwa Kaulah Terang hidupku.
BalasHapusTerima kasih, Tuhan memberkati
BalasHapus