Rabu, 28 November 2012

Bahasa Roh



Studi Kontekstualisasi tentang Bahasa Roh
(JHON MUSA RENDHOARD)

Pendahuluan
            Bahasa Roh merupakan topik yang hangat sampai saat ini, tidak herang banyak para teolog yang sampai saat ini bergumul untuk menjawab apakah konsep Bahasa roh ini masih relevan sampai sekarang? Bahkan bukan hanya para teolog, ,melainkan semua jemaat pun diperhadapkan dengan konsep ini . Namun pertanyaannya ialah apakah penafsiran ‘bahasa roh’ merupakan penafisran yang tepat? Dan jika itu benar, apakah masih relevan kata itu digunakan di dalam peribadahan umat dan juga menjadi tanda pertumbuhan iman seseorang.
Pembahasan
1.1.Terminologi
        Di dalam Bahasa Yunani, Bahasa Roh ialah  [1]  glw,ssh|| (glosse/ glosolali), beberapa terjemahan  menyebutnya ialah bahasa lidah, diantaranya; NRS ‘in a tongue” (Bahasa Lidah), RSV ‘in a tongue (Bahasa lidah), BGT  glw,ssh|| ‘ (bahasa lidah) dan GNT ‘  glw,ssh||’ (bahasa lidah), hanya terjemahan LAI yang menerjemahkan bahasa roh dan bahasa lain dan BIS yang menggunakan bahasa ajaib.
Di dalam terjemahan yang asli dari bahasa Yunani, ialah glw,ssh|| , terjemahan yang asli mengartikan kata Glosseh/glosolali ini ialah bahasa lidah, bukan bahasa Roh yang dimengerti oleh kita sampai saat ini. kata glosseh ini muncul di Perjanjian Baru sebanyak 47 kata, sedangkang di kitab surat Korintus muncul sebanyak 19 kali dan di dalam Kisah Para Rasul kata ini muncul sebanyak 6 kali, dan sisanya di dalam kitab-kitab yang lainnya di dalam Perjanjian Baru. Di dalam surat Korintus kata ini muncul  sebagai bukti tentang salah satu karunia (1 Kor 14) dan di dalam Kisah Para Rasul kata ini muncul pada saat hari Pentakosta. Artinya di dalam 2 peristiwa penting tadi dari kedua kitab itu, memberikan suatu alasan penafsiran untuk menggunakan kata itu sebagai bagian dari peribadahan dan bukti ‘telah dipenuhi roh’ oleh kalangan tertentu. 

1.2. Bahasa Roh di Dalam kitab Kisah Para Rasul
Di dalam Kisah Para Rasul, kata ini muncul pada saat peristiwa yang begitu penting terjadi, yaitu pada saat turunnya pencurahan Roh Kudus, kepada para murid dalam bentuk seperti lidah-lidah api, atau yang disebut sebagai hari Pentakosta. Hari ini terjadi setelah 50 hari kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Peristiwa ini terjadi pada saat para murid sedang berkumpul,mereka berkumpul untuk bertekung di dalam doa (1 kis 1:14),  setelah mereka memilih Matias sebagai pengganti Yudas (ayt  26) kemudian berkumpulah mereka, pada saat itu adalah hari dimana seluruh umat datang untuk merayakan hari Pentakosta (Pesta Pertanian) dan disitulah terjadi peristiwa para murid semua dipenuhi oleh Roh, sehingga mereka tampil membritakan Kasih Kristus kepada  semua orang dari bangsa-bangsa yang berbeda. Yang menjadi sorotan di dalam teks ini ialah para murid dapat berbicara sesuai dengan bahasa dari bangsa-bangsa yang berkumpul pada saat itu (ayt 6). Dari penjelasan ayat ini, jelas sekali diketahui bahwa para murid itu berkata-kata dengan memakai bahasa bangsa-bangsa, jadi bukan berkata-kata dalam bahasa Roh.             Dan juga hal ini berati, “tidak mungkin kita menyimpulkan bahwa pengalaman para murid harus menjadi pengalaman kita juga pada masa kini. Pengalaman mereka bersifat unik karena mereka hidup dalam masa transisi dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Pengalaman mereka hanya terjadi satu kali dan tidak menjadi pola bagi kita untuk masa kini. Sebab masuknya mereka ke dalam kepenuhan Roh Kudus terjadi dalam dua tahap yang berbeda: mencerminkan sebuah pola kesinambungan dengan kita (Roh yang sama), dan pola ketidaksambungan dengan kita (hanya dalam Pentakosta, Roh Kudus datang dalam tugas dan pelayanan-Nya sebagai Roh Kristus yang dimuliakan). Pola demikian didasarkan atas munculnya zaman baru dari zaman lama. Jadi terdapat keistimewaan dalam pengalaman murid-murid, sama seperti pengalaman mereka bersama Yesus”[2]. Jadi dengan demikian bahasa lidah yang di katakan di dalam teks ini merupakan pengalaman sekali yang dirasakan oleh para murid pada saat itu dan kita tidak mungkin bisa seperti mereka, sebab kita tidak hidup di jaman seperti itu, sehingga itu menjadi sejarah bagi kita untuk melihat karya Kristus bagi para murid yang memiliki kesempatan langsung merasakan dan hidup bersama dengan Kristus.

1.3. Bahasa Roh di Dalam kitab Surat Korintus
Dalam surat Paulus kepada jemaat di Korintus, Paulus lebih diteil lagi menjelaskan tentang bahasa Roh itu, dan untuk apa saja bahasa Roh itu digunakan. Dalam hal ini, bahasa Roh itu masuk di dalam salah satu urutan karunia-karunia Roh (1 Kor 14: 1-25 ). Artinya Paulus mengakui bahwa bahasa Roh juga merupakan karunia yang Tuhan berikan. Namun di dalam teks ini, menyatakan bahwa karunia itu hanya digunakan secara pribadi untuk membangun diri sendiri (ayt 4), sebab di dalam ayat yang sebelumnya menjelaskan bahwa bahasa itu tidak akan dimengerti oleh orang lain, sehingga hanya ditujukan kepada pribadi-pribadi sendiri, dan menurut Paulus tidak diperkenankan untuk memakai bahasa itu di dalam persekutuan dengan jemaat,sebab jika itu dipakai dalam persekutuan dengan jemaat maka akan menjadi batu sandungan bagi jemaat yang baru (ayt 23).
1.4.Bahasa Roh dalam Konteks Masa Kini
Di dalam perkembangannya, ‘bahasa roh’ seperti yang sekarang ini menjadi suatu tren  gaya hidup  kerohanian bagi kalangan tertentu, bahasa roh kini bahkan telah menjadi suatu tanda yang menunjukkan tingkat kedewasaan kerohanian seseorang, seperti dikatakan oleh “Dr.Peter Master, di dalam bukunya “ Bahasa Lidah di lingkungan Kharismatik sebagian besar adalah untuk keuntungan pribadi. Hal itu diinginkan sebagai sebuah tanda pribadi, demi nilai-nilai rohani, emosional dan eksatis di dalam penyembahan pribadi”[3]. Oleh karena itu, di dalam kalangan tertentu bahasa roh menjadi hal yang penting bagi pertumbuhan kerohanian seseorang. Namun di dalam perkembangannya, bahasa lidah ini bukan hanya menjadi gaya hidup bagi seseorang di dalam persekutuan pribadinya dengan Tuhan, malah dipergunakan untuk persektuan yang jumlahnya sangat banyak, seperti di dalam ibadah-ibadah dan juga di persekutuan-persekutuan yang jumlahnya sangat banyak. Namun menurut  Dr. J.L. Abineno “ Menurut saya ini: Bahwa dalam pertemuan umum atau ibadah berkata-kata (memuji, berdoa) dengan akal-budi, artinya dengan bahasa yang dimmengerti orang itu lebih tinggii (lebih berguna) daripada berkata-kata (berdoa, memuji) dengan roh, artinya dengan bahasa yang tidak dimengerti semua orang. Lebih tinggi dalam arti relatif, sama seperti nubuat “lebih tinggi” dari glosolali. Karena itu bahasa-roh, yang dipakai dalam pertemuan-pertemuan umum, harus ditafsirkan. Sebab hanya dengan jalan demikian ia bisa bergunna bagi anggota-anggota Jemaat. Artinya: bisa membangun hidup mereka dan hidup jemaat[4]. Dalam hal ini, ia menyetujui adanya penggunaan bahasa lidah, asalkan menurutnya itu dapat dipakai dengan tepat, yaitu jika seorang diri dengan hubungannya dengan Tuhan, namun jika dengan jemaat itu bukanlah sikap yang baik. Seperti juga yang dikatakan oleh Donal Brige dan David Phypers yang menyatakan bahwa “ Nilai utama daripada karunia untuk berbicara dengan bahasa roh terletak dalam penggunaannya secara pribadi untuk membangun orang-orang perseorangan (14:2,4,14). Di dalam jemaat, karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh tidak bermanfaat kecuali kalau disertai dengan tafsirannya (14:5)[5]”. Dengan kata lain, mereka sama-sama mendukung penggunaan bahasa roh atau bahasa lidah, asalkan penggunaan itu menurut mereka haruslah digunakan secara pribadi, bukan digunakan pada saat perkumpulan jemaat.
Dalam hal ini, penulis  pun sependapat dengan kedua teolog ini, bahwa penggunaan bahasa roh bukanlah suatu hal yang penting dalam peribadahan yang saat ini di gunakan dan diterapkan oleh beberapa gereja sampai saat ini, bahkan bahasa lidah yang sekarang ini bukan lagi digunakan untuk membangun dirinya, malah hanya sebagai sebuah formalitas untuk mengukur seseorang itu sudah memiliki Roh Kudus atau belum, tentu ini adalah hal yang keliru, bahasa lidah bukanlah tanda bahwa seseorang itu telah dipenuhi Roh Kudus atau belum, tetapi seperti dijelaskan diatas digunakan hanya untuk pertumbuhan pribadinya dengan Tuhan. Artinya bahwa bahasa lidah bukanlah suatu syarat bagi setiap orang yang ingin dipenuhi oleh Roh Kudus, melainkan suatu ritual bagi persekutuan seseorang dengan Tuhan, sebab hanya dia yang mengerti isi hatinya di dalam kata-kata itu kepada Tuhan.



[1] Bible Works, GNT, BGT, NRS, RSV, LAI dan BIS
[2] Sumber: Majalah MOMENTUM No. 40 - Juli 1999, tulisan Sinclair B. Fergusson


[3] Dr. Peter Masters & Prof. John C Whitcomb, Fenomena Kharismatik, Jakarta: (Terj) Yayasan Misi Remaja Indonesia . hal 44
[4] Dr. J. L. CH. Abineno, Karunia-karunia Roh Kudus, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1980, hal 23
[5] Donald Bridge & David Phypers, Karunia-karunia Roh dan Jemaat, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999. Hal  81

Tafsiran Kitab Amsal



Tafsiran Kitab Amsal 28 : 1-28
(JHON MUSA RENDHOARD)
Latar Belakang Naratif
Sang guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa salah satu hal yang  penting untuk menjalankan suatu pemerintahan yang baik adalah aturan main atau hukum yang jelas dan adil. Oleh karena itu untuk menerapkan hukum yang mengatur segala sesuatu pada tempatnya dibutuhkan orang yang takut akan Tuhan, tak mencari kepentingan diri sendiri, dan berdedikasi tinggi serta peduli terhadap kesejahteraan rakyat.

Alur Pembicaraan
Perbedaan orang fasik dan orang benar
1 Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda.
2 Karena pemberontakan negeri banyaklah penguasa-penguasanya, tetapi karena orang yang berpengertian dan berpengetahuan tetaplah hukum.
4 Orang yang mengabaikan hukum memuji orang fasik, tetapi orang yang berpegang pada hukum menentangnya
6 Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya dari pada orang yang berliku-liku jalannya, sekalipun ia kaya.
7 Orang yang memelihara hukum adalah anak yang berpengertian, tetapi orang yang bergaul dengan pelahap mempermalukan ayahnya.
10 Siapa menyesatkan orang jujur ke jalan yang jahat akan jatuh ke dalam lobangnya sendiri, tetapi orang-orang yang tak bercela akan mewarisi kebahagiaan.
11 Orang kaya menganggap dirinya bijak, tetapi orang miskin yang berpengertian mengenal dia.
12 Jika orang benar menang, banyaklah pujian orang, tetapi jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri.
16 Seorang pemimpin yang tidak mempunyai pengertian keras penindasannya, tetapi orang yang membenci laba yang tidak halal, memperpanjang umurnya.
18 Siapa berlaku tidak bercela akan diselamatkan, tetapi siapa berliku-liku jalannya akan jatuh ke dalam lobang.
19 Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan.
20 Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.
21 Memandang bulu tidaklah baik, tetapi untuk sekerat roti orang membuat pelanggaran.
26 Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat.
27 Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki.

28 Jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri, tetapi jika mereka binasa, bertambahlah jumlah orang benar.

Ciri Orang benar dan yang takut akan Tuhan
5 Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu.
 8 Orang yang memperbanyak hartanya dengan riba dan bunga uang, mengumpulkan itu untuk orang-orang yang mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah.
13 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
14 Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.
23 Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi dari pada orang yang menjilat.
25 Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan.

Ciri Orang Jahat/Fasik
3 Orang miskin yang menindas orang-orang yang lemah adalah seperti hujan deras, tetapi tidak memberi makanan.
9 Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
15 Seperti singa yang meraung atau beruang yang menyerbu, demikianlah orang fasik yang memerintah rakyat yang lemah.
17 Orang yang menanggung darah orang lain akan lari sampai ke liang kubur. Janganlah engkau menahannya!
22 Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan.
24 Siapa merampasi ayah dan ibunya dan menyangka bahwa itu bukan suatu pelanggaran, ia sendiri adalah kawan si perusak.

Pengarang
Pengaran dari ajaran hikmat ini adalah sang guru hikmat yang mengajarkan tentang bagaimana orang yang benar yang takut akan Tuhan dalam hukum yang adil kepada rakyatnya dan juga pemimpin yang tidak korup dan yang fasik yang juga dalam pemerintahan yang buruk dan tidak menaati hukum., dan juga pengajaran kepada para muridnya agar mereka taat kepada hukum yang berlaku tidak seperti orang fasik yang melanggar hukum.
Pendengar
            Pendengar dari ajaran di dalam teks ini ialah para murid dari sang guru hikmat, mereka di ajarkan agar menjadi pemimpin yang baik dan yang takut akan Tuhan serta dapat menegakkan hukum dan tidak berlaku seperti orang fasik yang hidup dalam keburukan dan tidak taat kepada hukum.
Ponit of View
             Persoalan yang diangkat oleh Amsal ini melalui sang guru hikmat  adalah pribadi di balik penerapan hukum tersebut. Pribadi yang jahat mengakibatkan rakyat tertindas. Biasanya pribadi jahat berpihak kepada orang kaya sehingga membelokkan hukum untuk kepentingan segelintir orang saja. Tetapi Amsal ini mengingatkan juga bahwa orang miskin pun bisa saja menjadi pelaku-pelaku curang dari hukum. Ini bukan sekadar masalah situasional miskin-kaya melainkan masalah  dalam menyikapi hidup. Amsal juga mengingatkan bahwa upaya jahat tidak akan membawakan hasil yang permanen karena di dalam kedaulatan Tuhan, justru orang-orang yang mempertahankan kejujuran dan kebenaran yang akan dapat menikmati hidup ini.
Kata-kata Kunci
-           [v'_r" (rasah)              =  jahat, atau orang jahat, orang yang tidak peduli akan perintah Tuhan
-           ] dygI©n" ((nagid)            = pemimpin
-          hr"At (torah)              = Hukum, hukum Tuhan
Tafsiran
1 Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda.
Sang guru hikmat mengawali pengajarannya dengan menjelaskan bahwa rasa bersalah akibat kehajatan yang di buat oleh orang jahat, akan terus membayanginya, namun jika orang yang hidup baik dan benar tidaklah dibayangi oleh bayangan yang buruk, melainkan ia akan merasa aman dan damai dalam hidupnya
2 Karena pemberontakan negeri banyaklah penguasa-penguasanya, tetapi karena orang yang berpengertian dan berpengetahuan tetaplah hukum.
Selanjutnya dalam ayat ini digambarkan dampak dari  tidaknya  menaati hukum yang ada di dalam pemerintahan tersebut  sehingga pemerintahan yang dipimpin menjadi terpecah-pecah, sang guru hikmat menyatakan bahwa yang dikatakan bahwa orang yang berpengertian dan berpengetahuan itu adalah mereka yang taat kepada hukum.
3 Orang miskin yang menindas orang-orang yang lemah adalah seperti hujan deras, tetapi tidak memberi makanan.
Ternyata di dalam teks ini sang guru hikmat mengatakan  bahwa kemiskinan juga bisa menindas orang-orang yang lemah, bahkan bisa dibilang lebih kejam
4 Orang yang mengabaikan hukum memuji orang fasik, tetapi orang yang berpegang pada hukum menentangnya.
Selanjutnya sang guru hikmat menjelaskan bahwa orang yang jahat dan yang tidak peduli kepada hukum yang sering melanggar hukum memuji juga orang fasik yang juga sama dengan orang yang jahat di sini sang guru hikmat membandingkan dengan orang yang berpegang pada hukum yang menentang orang-orang seperti itu.
5 Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu.
Perbuatan yang baik dan benar berupa keadilanpun orang jahat tidak mengertinya, sehingga yang dilakukannya adalah perbuatan yang jahat, sebab menurut sang guru hikmat orang jahat tidak mengerti akan keadilan, sang guru hikmat mengajarkan bahwa orang selalu dekat dengan Tuhan, yaitu mereka yang selalu mencari Tuhan, ia akan mengerti dan bagaimana bersikap adil dalam menegagkan keadilan, sebab ia dekat dengan Sang sumber yang adil yaitu Tuhan.
6 Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya dari pada orang yang berliku-liku jalannya, sekalipun ia kaya.
Selanjutnya sang guru hikmat mengkontraskan antara yang kaya dengan yang miskin, ia mengajarkan bahwa lebih baik seperti orang miskin yang bersih kelakuannya artinya jujur,adil dan sebagainya dari pada seperti orang yang kaya yang tidak baik jalannyanya, seperti menghasilkan kekayaannya dengan perbuatan yang jahat dan sebagainya.
7 Orang yang memelihara hukum adalah anak yang berpengertian, tetapi orang yang bergaul dengan pelahap mempermalukan ayahnya.
Dalam hal ini sang guru hikmat mengajarkan tentang gambaran seorang anak yang dinasehati agar memegang hukum dan tidak bersahabat dengan pelahap. Bersahabat dengan pelahap adalah sebuah pilihan yang bodoh menurut sang guru hikmat, sebab pelahap dapat disamakan dengan pemabuk, pemalas, dan orang bodoh yang menjadi miskin karena malas, anak yang bergaul dengan orang-orang sedemikian segera akan menjadi seperti mereka, sehingga mempermalukan ayahnya dan ajarannya.
8 Orang yang memperbanyak hartanya dengan riba dan bunga uang, mengumpulkan itu untuk orang-orang yang mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah.
Dalam ayat ini, hal tentang riba itu diperbolehkan menurut sang guru hikmat, sebab hasil dari riba itu dipergunakan bukan untuk kepentingan atau keuntungan bagi diri sendiri, melainkan hasil dari riba itu dipergunakan untuk menolong orang lain yang lemah dan tertindas. Jadi dalam hal ini menurut sang guru hikmat itu baik di lakukan bagi orang yang mau memberi kepada yang berkekurangan
9 Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
Mendengar berarti menaati. Sang guru hikmat mengajarkan pada bagian ini bahwa kalau kita tidak mendengar atau tidak menaati Tuhan atau juga hukum-hukum-Nya, maka Ia tidak akan mendengarkan doa kita. Sebab orang yang demikian adalah jahat dimata Tuhan dan itu merupakan kekejian.
10 Siapa menyesatkan orang jujur ke jalan yang jahat akan jatuh ke dalam lobangnya sendiri, tetapi orang-orang yang tak bercela akan mewarisi kebahagiaan.
Sang guru hikmat di dalam ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang menjerat orang jujur ke jalan yang jahat akan jatuh sendiri ke dalam jerat. Berbuat jahat sudah buruk, tetapi mendorong orang lain untuk berbuat jahat adalah menjijikan sehingga orang itu akan menuai hukuman. Orang-orang yang tidak bersalah tidak akan dihukum seperti orang jahat, melainkan mereka akan mewarisi kebajikan menurut sang guru hikmat.
11 Orang kaya menganggap dirinya bijak, tetapi orang miskin yang berpengertian mengenal dia.
Gambaran dalam hidup orang kaya menurut sang guru hikmat ialah mereka akan menganggap diri mereka bijak karena status mereka dan kekayaan yang mereka miliki, namun sang guru hikmat melihat bahwa orang miskin memiliki pengertian untuk mengenal diri mereka.
12 Jika orang benar menang, banyaklah pujian orang, tetapi jika orang fasik mendapat kekuasaan,
orang menyembunyikan diri.
Sang guru hikmat dalam ayat ini membicarakan kegirangan yang menyertai kemenangan orang benar dibandingkan dengan ketakutan yang timbul bila orang jahat berkuasa. Adalah sebuah berkat bagi sebuah negara bila pemerintahan negara itu kuat, stabil dan dikendalikan oleh pemimpin-pemimpin yang jujur .
13 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
Amsal dalam ayat ini yang di ajarkan oleh sang guru hikmat ialah bahwa  beberapa orang berpikir bahwa orang-orang berdosa yang melanggar hukum selalu menang, sedangkan orang-orang benar yang memegang hukum selalu kalah. Namum sang guru hikmat mengatakan bahwa kalau anda mau berhasil dalam hidup, maka anda harus memegang peraturan.
14 Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.
Selanjutnya dalam ayat ini sang guru hikmat mengajarkan hal yang penting bahwa berbahagiialah orang yang senantiasa takut akan Tuhan, kebalikan dari itu ialah bahwa orang yang mengeras hati kepada Tuhan dan hukumnya akan jatuh dalam malapetaka yang menjadi upahnya.
15 Seperti singa yang meraung atau beruang yang menyerbu, demikianlah orang fasik yang memerintah rakyat yang lemah.
Gambaran dari hewan-hewan yang kejam ini yang di angkat oleh sang guru hikmat ingin memperlihatkan atau menyamakan dengan para pemimpin-pemimpin yang jahat dan kejam di dalam pemerintahannya kepada orang lemah.
16 Seorang pemimpin yang tidak mempunyai pengertian keras penindasannya, tetapi orang yang membenci laba yang tidak halal, memperpanjang umurnya.
Ayat ini juga menjelaskan tentang tentang teguran kepada pemimpin yang lalim yang tidak mempunyai pengertian  dan memuji pemerintah yang membenci laba yang tidak halal. Pemerintah yang demikian pertama kurang pengertian tetapi kejam, sedangkan pemerintah kedua memiliki pengertian dan memerintah dengan lama.
17 Orang yang menanggung darah orang lain akan lari sampai ke liang kubur. Janganlah engkau menahannya!
Dalam ayat ini sang guru hikmat mengajarkan bahwa orang ini adalah seorang pembunuh yang dihantui oleh hati nuraninya yang bersalah sehingga ia berusaha membunuh diri sendiri. Mungkin sang guru hikmat dalam ayat ini ingin mengajarkan bahwa kita jangan ikut campur tangan dengan hukuman yang disebabkan oleh orang itu sendiri
18 Siapa berlaku tidak bercela akan diselamatkan, tetapi siapa berliku-liku jalannya akan jatuh ke dalam lobang.
           
19 Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan.
Sang guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa orang yang rajin dan giat akan memperoleh hasil yang baik untuk dinikmatinya sedangkan bagi yang malas tidak akan memperoleh apa-apa.
20 Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.
Lebih baik menjadi orang yang dapat dipercaya menurut sang guru hikmat dari pada orang yang ingin menjadi kaya namun mencari jalan yang jahat akan memperoleh hukumannya
21 Memandang bulu tidaklah baik, tetapi untuk sekerat roti orang membuat pelanggaran.
Sang guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa orang yang memandang oaranglain tidaklah baik dan juga jika ia menerima suap atau melakukan pelanggaran akan memperoleh hukuman
22 Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan.
Sang guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa orang yang terburu-buru dalam mengejar harta maka ia tidak menyadari dirinya berkekurangan, sehingga dalam usahanya mengejar harta ia akan melakukan segala macam cara agar mendapatkan harta yang diinginkannya
23 Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi dari pada orang yang menjilat.
Sang guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa lebih baik menegur walaupun itu memang menyakitkan dari pada mendiamkan kesalahan orang lain dan mengganggap bahwa tidak ada kesalahan seperti orang yang menjilat dikatakan bahwa menyembunyikan kesalahan dalam kebenaran itu kesalahan yang buruk.
24 Siapa merampasi ayah dan ibunya dan menyangka bahwa itu bukan suatu pelanggaran, ia sendiri adalah kawan si perusak.
Sang guru hikmat dalam hal ini mengajarkan tentang anak yang buruk dan jahat kelakuannya kepada orang tuannya, bahkan kejahatan yang dilakukannya itu dianggap bukanlah suatu kesalahan, sang guru hikmat dalam hal ini menyamakan dengan orang yang jahat kelakuannya
25 Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan.
Ketidaksabaran dan gosip dan sifat lekas marah menyebabkan persoalan. Sikap yang benar ialah bersandar kepada Tuhan. Pandangan yang tertuju kepada tuhan akan menolong dan menerima orang lain
26 Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat.
Ayat 26 mengulangi pikiran ini bahwa siapa yang bersandar kepada diri sendiri dikatan orang bebal. Seorang yang bijaksana mengetahui visinya terbatas dengan kekeliuran dosa, sebab itu ia tidak akan bersandar kepada dirinya sendiri melainkan hanya Tuhan yang dapat membantunya memberikan hikmat kepadanya
27 Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki.
Sikap yang bai dalam ayat ini menurut sang guru hikmat ialah sikap yang ditunjukkan dengan orang yang suka memberi kepada orang miskin namun bagi orang yang kikir dan pelit kepda orang miskin tidaklah baik malah dikatakan jahat dan bisa dikutuki.
28 Jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri, tetapi jika mereka binasa, bertambahlah jumlah orang benar
Ayat 28a hampir sama dengan ayat 12b, tetapi ayat 28b berbeda dengan ayat 12a, ketika pemerintahan orang fasik berakhir, orang-orang benar keluar dari persembunyian dan memegang kendali, bahkan jumlah mereka bertambah

Tafsiran Kitab Amsal



Tafsiran Kitab Amsal 28 : 1-28
(JHON MUSA RENDHOARD)
Latar Belakang Naratif
Sang guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa salah satu hal yang  penting untuk menjalankan suatu pemerintahan yang baik adalah aturan main atau hukum yang jelas dan adil. Oleh karena itu untuk menerapkan hukum yang mengatur segala sesuatu pada tempatnya dibutuhkan orang yang takut akan Tuhan, tak mencari kepentingan diri sendiri, dan berdedikasi tinggi serta peduli terhadap kesejahteraan rakyat.

Alur Pembicaraan
Perbedaan orang fasik dan orang benar
1 Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda.
2 Karena pemberontakan negeri banyaklah penguasa-penguasanya, tetapi karena orang yang berpengertian dan berpengetahuan tetaplah hukum.
4 Orang yang mengabaikan hukum memuji orang fasik, tetapi orang yang berpegang pada hukum menentangnya
6 Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya dari pada orang yang berliku-liku jalannya, sekalipun ia kaya.
7 Orang yang memelihara hukum adalah anak yang berpengertian, tetapi orang yang bergaul dengan pelahap mempermalukan ayahnya.
10 Siapa menyesatkan orang jujur ke jalan yang jahat akan jatuh ke dalam lobangnya sendiri, tetapi orang-orang yang tak bercela akan mewarisi kebahagiaan.
11 Orang kaya menganggap dirinya bijak, tetapi orang miskin yang berpengertian mengenal dia.
12 Jika orang benar menang, banyaklah pujian orang, tetapi jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri.
16 Seorang pemimpin yang tidak mempunyai pengertian keras penindasannya, tetapi orang yang membenci laba yang tidak halal, memperpanjang umurnya.
18 Siapa berlaku tidak bercela akan diselamatkan, tetapi siapa berliku-liku jalannya akan jatuh ke dalam lobang.
19 Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan.
20 Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.
21 Memandang bulu tidaklah baik, tetapi untuk sekerat roti orang membuat pelanggaran.
26 Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat.
27 Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki.

28 Jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri, tetapi jika mereka binasa, bertambahlah jumlah orang benar.

Ciri Orang benar dan yang takut akan Tuhan
5 Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu.
 8 Orang yang memperbanyak hartanya dengan riba dan bunga uang, mengumpulkan itu untuk orang-orang yang mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah.
13 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
14 Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.
23 Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi dari pada orang yang menjilat.
25 Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan.

Ciri Orang Jahat/Fasik
3 Orang miskin yang menindas orang-orang yang lemah adalah seperti hujan deras, tetapi tidak memberi makanan.
9 Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
15 Seperti singa yang meraung atau beruang yang menyerbu, demikianlah orang fasik yang memerintah rakyat yang lemah.
17 Orang yang menanggung darah orang lain akan lari sampai ke liang kubur. Janganlah engkau menahannya!
22 Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan.
24 Siapa merampasi ayah dan ibunya dan menyangka bahwa itu bukan suatu pelanggaran, ia sendiri adalah kawan si perusak.

Pengarang
Pengaran dari ajaran hikmat ini adalah sang guru hikmat yang mengajarkan tentang bagaimana orang yang benar yang takut akan Tuhan dalam hukum yang adil kepada rakyatnya dan juga pemimpin yang tidak korup dan yang fasik yang juga dalam pemerintahan yang buruk dan tidak menaati hukum., dan juga pengajaran kepada para muridnya agar mereka taat kepada hukum yang berlaku tidak seperti orang fasik yang melanggar hukum.
Pendengar
            Pendengar dari ajaran di dalam teks ini ialah para murid dari sang guru hikmat, mereka di ajarkan agar menjadi pemimpin yang baik dan yang takut akan Tuhan serta dapat menegakkan hukum dan tidak berlaku seperti orang fasik yang hidup dalam keburukan dan tidak taat kepada hukum.
Ponit of View
             Persoalan yang diangkat oleh Amsal ini melalui sang guru hikmat  adalah pribadi di balik penerapan hukum tersebut. Pribadi yang jahat mengakibatkan rakyat tertindas. Biasanya pribadi jahat berpihak kepada orang kaya sehingga membelokkan hukum untuk kepentingan segelintir orang saja. Tetapi Amsal ini mengingatkan juga bahwa orang miskin pun bisa saja menjadi pelaku-pelaku curang dari hukum. Ini bukan sekadar masalah situasional miskin-kaya melainkan masalah  dalam menyikapi hidup. Amsal juga mengingatkan bahwa upaya jahat tidak akan membawakan hasil yang permanen karena di dalam kedaulatan Tuhan, justru orang-orang yang mempertahankan kejujuran dan kebenaran yang akan dapat menikmati hidup ini.
Kata-kata Kunci
-           [v'_r" (rasah)              =  jahat, atau orang jahat, orang yang tidak peduli akan perintah Tuhan
-           ] dygI©n" ((nagid)            = pemimpin
-          hr"At (torah)              = Hukum, hukum Tuhan
Tafsiran
1 Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda.
Sang guru hikmat mengawali pengajarannya dengan menjelaskan bahwa rasa bersalah akibat kehajatan yang di buat oleh orang jahat, akan terus membayanginya, namun jika orang yang hidup baik dan benar tidaklah dibayangi oleh bayangan yang buruk, melainkan ia akan merasa aman dan damai dalam hidupnya
2 Karena pemberontakan negeri banyaklah penguasa-penguasanya, tetapi karena orang yang berpengertian dan berpengetahuan tetaplah hukum.
Selanjutnya dalam ayat ini digambarkan dampak dari  tidaknya  menaati hukum yang ada di dalam pemerintahan tersebut  sehingga pemerintahan yang dipimpin menjadi terpecah-pecah, sang guru hikmat menyatakan bahwa yang dikatakan bahwa orang yang berpengertian dan berpengetahuan itu adalah mereka yang taat kepada hukum.
3 Orang miskin yang menindas orang-orang yang lemah adalah seperti hujan deras, tetapi tidak memberi makanan.
Ternyata di dalam teks ini sang guru hikmat mengatakan  bahwa kemiskinan juga bisa menindas orang-orang yang lemah, bahkan bisa dibilang lebih kejam
4 Orang yang mengabaikan hukum memuji orang fasik, tetapi orang yang berpegang pada hukum menentangnya.
Selanjutnya sang guru hikmat menjelaskan bahwa orang yang jahat dan yang tidak peduli kepada hukum yang sering melanggar hukum memuji juga orang fasik yang juga sama dengan orang yang jahat di sini sang guru hikmat membandingkan dengan orang yang berpegang pada hukum yang menentang orang-orang seperti itu.
5 Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu.
Perbuatan yang baik dan benar berupa keadilanpun orang jahat tidak mengertinya, sehingga yang dilakukannya adalah perbuatan yang jahat, sebab menurut sang guru hikmat orang jahat tidak mengerti akan keadilan, sang guru hikmat mengajarkan bahwa orang selalu dekat dengan Tuhan, yaitu mereka yang selalu mencari Tuhan, ia akan mengerti dan bagaimana bersikap adil dalam menegagkan keadilan, sebab ia dekat dengan Sang sumber yang adil yaitu Tuhan.
6 Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya dari pada orang yang berliku-liku jalannya, sekalipun ia kaya.
Selanjutnya sang guru hikmat mengkontraskan antara yang kaya dengan yang miskin, ia mengajarkan bahwa lebih baik seperti orang miskin yang bersih kelakuannya artinya jujur,adil dan sebagainya dari pada seperti orang yang kaya yang tidak baik jalannyanya, seperti menghasilkan kekayaannya dengan perbuatan yang jahat dan sebagainya.
7 Orang yang memelihara hukum adalah anak yang berpengertian, tetapi orang yang bergaul dengan pelahap mempermalukan ayahnya.
Dalam hal ini sang guru hikmat mengajarkan tentang gambaran seorang anak yang dinasehati agar memegang hukum dan tidak bersahabat dengan pelahap. Bersahabat dengan pelahap adalah sebuah pilihan yang bodoh menurut sang guru hikmat, sebab pelahap dapat disamakan dengan pemabuk, pemalas, dan orang bodoh yang menjadi miskin karena malas, anak yang bergaul dengan orang-orang sedemikian segera akan menjadi seperti mereka, sehingga mempermalukan ayahnya dan ajarannya.
8 Orang yang memperbanyak hartanya dengan riba dan bunga uang, mengumpulkan itu untuk orang-orang yang mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah.
Dalam ayat ini, hal tentang riba itu diperbolehkan menurut sang guru hikmat, sebab hasil dari riba itu dipergunakan bukan untuk kepentingan atau keuntungan bagi diri sendiri, melainkan hasil dari riba itu dipergunakan untuk menolong orang lain yang lemah dan tertindas. Jadi dalam hal ini menurut sang guru hikmat itu baik di lakukan bagi orang yang mau memberi kepada yang berkekurangan
9 Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
Mendengar berarti menaati. Sang guru hikmat mengajarkan pada bagian ini bahwa kalau kita tidak mendengar atau tidak menaati Tuhan atau juga hukum-hukum-Nya, maka Ia tidak akan mendengarkan doa kita. Sebab orang yang demikian adalah jahat dimata Tuhan dan itu merupakan kekejian.
10 Siapa menyesatkan orang jujur ke jalan yang jahat akan jatuh ke dalam lobangnya sendiri, tetapi orang-orang yang tak bercela akan mewarisi kebahagiaan.
Sang guru hikmat di dalam ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang menjerat orang jujur ke jalan yang jahat akan jatuh sendiri ke dalam jerat. Berbuat jahat sudah buruk, tetapi mendorong orang lain untuk berbuat jahat adalah menjijikan sehingga orang itu akan menuai hukuman. Orang-orang yang tidak bersalah tidak akan dihukum seperti orang jahat, melainkan mereka akan mewarisi kebajikan menurut sang guru hikmat.
11 Orang kaya menganggap dirinya bijak, tetapi orang miskin yang berpengertian mengenal dia.
Gambaran dalam hidup orang kaya menurut sang guru hikmat ialah mereka akan menganggap diri mereka bijak karena status mereka dan kekayaan yang mereka miliki, namun sang guru hikmat melihat bahwa orang miskin memiliki pengertian untuk mengenal diri mereka.
12 Jika orang benar menang, banyaklah pujian orang, tetapi jika orang fasik mendapat kekuasaan,
orang menyembunyikan diri.
Sang guru hikmat dalam ayat ini membicarakan kegirangan yang menyertai kemenangan orang benar dibandingkan dengan ketakutan yang timbul bila orang jahat berkuasa. Adalah sebuah berkat bagi sebuah negara bila pemerintahan negara itu kuat, stabil dan dikendalikan oleh pemimpin-pemimpin yang jujur .
13 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
Amsal dalam ayat ini yang di ajarkan oleh sang guru hikmat ialah bahwa  beberapa orang berpikir bahwa orang-orang berdosa yang melanggar hukum selalu menang, sedangkan orang-orang benar yang memegang hukum selalu kalah. Namum sang guru hikmat mengatakan bahwa kalau anda mau berhasil dalam hidup, maka anda harus memegang peraturan.
14 Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.
Selanjutnya dalam ayat ini sang guru hikmat mengajarkan hal yang penting bahwa berbahagiialah orang yang senantiasa takut akan Tuhan, kebalikan dari itu ialah bahwa orang yang mengeras hati kepada Tuhan dan hukumnya akan jatuh dalam malapetaka yang menjadi upahnya.
15 Seperti singa yang meraung atau beruang yang menyerbu, demikianlah orang fasik yang memerintah rakyat yang lemah.
Gambaran dari hewan-hewan yang kejam ini yang di angkat oleh sang guru hikmat ingin memperlihatkan atau menyamakan dengan para pemimpin-pemimpin yang jahat dan kejam di dalam pemerintahannya kepada orang lemah.
16 Seorang pemimpin yang tidak mempunyai pengertian keras penindasannya, tetapi orang yang membenci laba yang tidak halal, memperpanjang umurnya.
Ayat ini juga menjelaskan tentang tentang teguran kepada pemimpin yang lalim yang tidak mempunyai pengertian  dan memuji pemerintah yang membenci laba yang tidak halal. Pemerintah yang demikian pertama kurang pengertian tetapi kejam, sedangkan pemerintah kedua memiliki pengertian dan memerintah dengan lama.
17 Orang yang menanggung darah orang lain akan lari sampai ke liang kubur. Janganlah engkau menahannya!
Dalam ayat ini sang guru hikmat mengajarkan bahwa orang ini adalah seorang pembunuh yang dihantui oleh hati nuraninya yang bersalah sehingga ia berusaha membunuh diri sendiri. Mungkin sang guru hikmat dalam ayat ini ingin mengajarkan bahwa kita jangan ikut campur tangan dengan hukuman yang disebabkan oleh orang itu sendiri
18 Siapa berlaku tidak bercela akan diselamatkan, tetapi siapa berliku-liku jalannya akan jatuh ke dalam lobang.
           
19 Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan.
Sang guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa orang yang rajin dan giat akan memperoleh hasil yang baik untuk dinikmatinya sedangkan bagi yang malas tidak akan memperoleh apa-apa.
20 Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.
Lebih baik menjadi orang yang dapat dipercaya menurut sang guru hikmat dari pada orang yang ingin menjadi kaya namun mencari jalan yang jahat akan memperoleh hukumannya
21 Memandang bulu tidaklah baik, tetapi untuk sekerat roti orang membuat pelanggaran.
Sang guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa orang yang memandang oaranglain tidaklah baik dan juga jika ia menerima suap atau melakukan pelanggaran akan memperoleh hukuman
22 Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan.
Sang guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa orang yang terburu-buru dalam mengejar harta maka ia tidak menyadari dirinya berkekurangan, sehingga dalam usahanya mengejar harta ia akan melakukan segala macam cara agar mendapatkan harta yang diinginkannya
23 Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi dari pada orang yang menjilat.
Sang guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa lebih baik menegur walaupun itu memang menyakitkan dari pada mendiamkan kesalahan orang lain dan mengganggap bahwa tidak ada kesalahan seperti orang yang menjilat dikatakan bahwa menyembunyikan kesalahan dalam kebenaran itu kesalahan yang buruk.
24 Siapa merampasi ayah dan ibunya dan menyangka bahwa itu bukan suatu pelanggaran, ia sendiri adalah kawan si perusak.
Sang guru hikmat dalam hal ini mengajarkan tentang anak yang buruk dan jahat kelakuannya kepada orang tuannya, bahkan kejahatan yang dilakukannya itu dianggap bukanlah suatu kesalahan, sang guru hikmat dalam hal ini menyamakan dengan orang yang jahat kelakuannya
25 Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan.
Ketidaksabaran dan gosip dan sifat lekas marah menyebabkan persoalan. Sikap yang benar ialah bersandar kepada Tuhan. Pandangan yang tertuju kepada tuhan akan menolong dan menerima orang lain
26 Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat.
Ayat 26 mengulangi pikiran ini bahwa siapa yang bersandar kepada diri sendiri dikatan orang bebal. Seorang yang bijaksana mengetahui visinya terbatas dengan kekeliuran dosa, sebab itu ia tidak akan bersandar kepada dirinya sendiri melainkan hanya Tuhan yang dapat membantunya memberikan hikmat kepadanya
27 Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki.
Sikap yang bai dalam ayat ini menurut sang guru hikmat ialah sikap yang ditunjukkan dengan orang yang suka memberi kepada orang miskin namun bagi orang yang kikir dan pelit kepda orang miskin tidaklah baik malah dikatakan jahat dan bisa dikutuki.
28 Jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri, tetapi jika mereka binasa, bertambahlah jumlah orang benar
Ayat 28a hampir sama dengan ayat 12b, tetapi ayat 28b berbeda dengan ayat 12a, ketika pemerintahan orang fasik berakhir, orang-orang benar keluar dari persembunyian dan memegang kendali, bahkan jumlah mereka bertambah