Senin, 18 Februari 2013

menjadi garam dan terang Matius 5:13-16



Tema  : Menjadi Garam dan Terang di dunia
Teks    : Matius 5: 13-16

Pendahuluan
            Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, sebelum membahas ayat ini, saya ingin bertanya kepada kita semua dan biarlah pertanyaan ini menjadi perenungan bagi kita dalam kita merenunkan firman Tuhan pada saat ini.pertanyaannya adalah; apakah tujuan utama hidup dari orang Kristen (orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus) di dunia ini?.... Apakah menjadi orang yang sukses, yang mendapatkan kedudukan dan jabatan yang tinggi serta memiliki harta yang melimpah, atau dapat membangun suatu bangunan yang megah yang dapat dikenang dan dipuji oleh setiap orang, atau  mendapatkan titel  atau gelar yang setinggi-tingginya ???. Saudara –saudari, tidak salah kalau kita dapat melakukan hal-hal seperti itu. Namun jika itu yang menjadi tujuan hidup yang utama dari setiap orang percaya, maka saya yakin hidup seperti itu tidak ada maknanya sama sekali bahkan itu boleh dikatakan menjadi sia-sia. Jadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah tujuan utama dari hidup manusia di dunia ini, sehingga hidup  itu menjadi bermakna dan bernilai kekal di dunia ini?....jawabannya adalah hidup ini akan menjadi bermakna dan bernilai kekal jika saudara-saudari dapat menjadi garam dan terang di dunia ini. Oleh karena itu, tema perenungan firman Tuhan pada saat ini adalah “menjadi garam dan terang di dunia ini”.
Isi
            Saudara-saudari,  di dalam ayat ini, kata pertama yang digunakan ialah kata ‘Kamu’, yang menunjuk kepada para pengikutnya yang pada saat itu mendengarkan tentang khotbahNya di Bukit. Dalam hal ini kata kamu dikaitkan dengan garam dunia “ Kamu adalah garam dunia”. Dengan mengatakan bahwa ‘kamu adalah garam dunia’ menunjukkan bahwa Tuhan Yesus memberikan pujian serta penghargaan yang terbesar bagi setiap orang yang percaya kepadaNya dan sekaligus ingin menunjukkan bagaimana peranan orang percaya itu, yaitu kamu di dunia ini dapat menjadi garam. Dalam istilah menjadi garam, bukan berarti kita adalah garam yang sesungguhnya. Namun yang menjadi pertannyaan bagi kita, adalah kenapa Tuhan Yesus mengatakan bahwa kamu adalah garam?...  bukankah garam itu rasanya asin, yang biasanya digunakan untuk masak atau juga sebagai pengawet makanan khususnya daging pada saat itu?... ternyata tepat, sesuai dengan fungsinya garam itu pada jaman dahulu begitu sangat dibutuhkan oleh setiap orang, bahkan sampai sekarang pun garam itu menjadi hal yang penting untuk digunakan khususnya oleh kaum ibu, untuk di dapur. Fungsi utama dari garam itu ialah sebagai penyedap rasa dalam masakan. Tanpa garam maka,  makanan yang dimasak akan terasa hambar atau tidak menjadi sedap untuk dimakan, selain itu, garam pun sangat berfunsi untuk mengawetkan makanan, misalnya daging atau ikan, pada saat itu memang belum ada kulkas untuk mengawetkan makanan sehingga garam sangat bermanfaat untuk mengawetkan daging dan ikan, karena jika tidak di taruh garam, maka daging itu akan menjadi busuk.
            Dalam metafora ini Tuhan Yesus menggambarkan bahwa dalam mengikut Dia, maka kamu yang adalah orang percaya haruslah menjadi seperti garam, menjadi seperti garam sesuai dengan fungsi dari garam itu, yaitu dapat memberi rasa kepada dunia yang tawar ini serta dapat meresap didunia ini sehingga dunia ini tidak menjadi busuk oleh kejahatannya.
            Kemudian selain menjadi garam, “kamu adalah terang”. Rumah-rumah di Palestina, tempat Yesus pada saat itu mengajar, semua rumah sangat gelap, karena biasanya hanya mempunyai satu jendela kecil dengan garis tengah kira-kira 30-40 cm saja. Pelita yang dipakai di rumah-rumah itu berbentuk seperti perahu kecil yang diisi minyak, dengan sumbu yang terapung. Biasanya pelita itu ditempatkan pada sebuah tiang kecil (dian), yang terbuat dari potongan dahan kayu. Dengan demikian maka pelita itu akan terlihat. Jelaslah bahwa fungsi utama dari pelita itu ialah untuk dapat dilihat dan dapat menyinari kegelapan sehingga menjadi terang. gambaran tentang pelita inilah yang di ambil oleh Yesus dalam hal Dia mengajarkan tentang peran dari setiap pengikutnya.
 Saudaraku pengunkapan tentang terang mengunkapkan hakekat terbesar dari diri setiap orang percaya/pengikutNya. Mengapa? Karena di situ Yesus memerintahkan agar orang percaya menjadi sesuatu yang sebenarnya merupakan hakekat Yesus sendiri. Yesus adalah terang, dan orang percaya/ pengikutNya diperintahkan untuk menjadi terang itu. Yesus mengatakan “selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia” (Yoh 9:5). Kalau Yesus memerintahkan agar para pengikutnya menjadi terang dunia, maka Ia sebenarnya memerintahkan agar mereka menjadi sama dengan diri Yesus sendiri yang adalah terang itu.
           
Jemaat yang terkasih, kedua gambaran ini menunjukkan peran dari setiap orang percaya di dunia ini. Sebagai orang percaya kita harus meresap kedalam masyarakat disekitar kita bahkan yang tidak seiman dengan kita. Kendati secara rohani dan moral berbeda, kita tidak boleh terpisah secara sosial. Sebaliknya “hendaklah terangmu bercahaya”. Artinya, biarkan teranmu merasuki kegelapan itu. Yesus melanjutkan, jangan menyalahkan pelita dan meletakkannya di bawah tempat tidurmu atau pada lemari yang gelap. Sebaliknya letakkan pelitamu pada kaki dian dan biarkan terangnya bercahaya keluar. Dengan kata lain, biarlah kabar baik tentang Yesus Kristus, yang adalah terang dunia, menyebar keseluruh masyarakat, dengan perkataan maupun dengan perbuatan anda yang baik. Serupa dengan itu, garam juga harus meresapi daging. Pelita tak berguna jika disimpan di dalam lemari, dan garam tak berguna jika masih berada di wadahnya. Terang harus bercahaya bagi kegelapan dan garam harus meresap ke dalam daging. Kedua model ini menggambarkan proses penetrasi dan mengundang kita untuk meresapi masyarakat. Namun masih banyak di antara kita yang bersembunyi dalam lemari kecil kita yang gelap dan tinggal diam di dalam wadah garam kecil dan yang cantik yang kita sebut gereja.
Aplikasi.
            Saudaraku Kekristenan itu tidak boleh terlihat hanya di dalam gereja. Kekristenan yang pengaruhnya yang hanya terasa di dalam gereja tidaklah bermanfaat. Kekristenan seharusnya terlihat nyata di dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini. Kekristenan kita haruslah nampak  di dalam cara kita memperlakukan para penjual sayur di pasar, cara kita berbelanja jangan dengan sikap yang sombong dan ankuh, cara kita memperlakukan bawahan kita atau atasan kita, cara kita bergaul setiap hari, cara kita berbicara, hilangilah kata-kata kotor. Kekristenan yang nampak haruslah sama dengan kekristenan yang dinampakkan di tempat kerja, di sekolahan, di pasar, di lingkungan pergaulan kita, di dunia bisnis bahkan di dalam keluarga kita serta dimana saja kita berada. Tuhan Yesus tidak mengatakan bahwa kamu adalah terang gereja dan garam gereja, melainkan Ia mengatakan bahwa “kamu adalah terang dan garam dunia”. Karena itu di dalam kehidupan orang Kristen haruslah nampak jelas dan dapat dilihat oleh semua orang.  Seorang teolog besar (John Stott) berkata; “ jangan bertanya kenapa dunia ini semakin gelap, tetapi bertanyalah dimanakah terangnya, jangan bertanya kenapa dunia ini semakin busuk tetapi bertanyalah dimanakah garamnya”.  Jika masyarakat di sekitar kita melakukan korupsi, kejahatan yang semakin meningkat  bahkan pertikaian yang tiada habisnya di lingkungan kita, Bahkan di negara kita, tidak masuk akal untuk menyalahkan masyarakat yang melakukan itu. Pertanyaan yang harus diajukan ialah di manakah gereja?...dimanakah garam dan terang Yesus?. Sungguh munafik untuk mengankat alis dan bahu kita, seolah-olah itu semua bukan tanggung jawab kita. Padahal jelas sekali, Yesus meminta kita menjadi garam dan terang bagi masyarakat dimana kita berada. Karena itu jika kegelapan dan kebusukan berkembang disekitar kita, sebagian besar adalah akibat kesalahan kita, dan kita harus mengakui kesalahan itu. Oleh karena itu, menjadi garam dan terang merupakan bagian utama dari hidup setiap orang percaya, sebab jika kita tidak menjadi garam dan terang bagi dunia ini, maka sia-sialah hidup kita di dunia ini. Melalui perenungan ini biarlah kita sebagai orang percaya yang hidup di dunia yang membutuhkan garam dan terang dari kita, biarlah kita dapat melakukannya selama kita hidup di dunia ini, sehingga dengan menjadi garam dan terang, nama Tuhan Yesus dipermuliakan melalui kita. Selamat menjadi garam dan terang dunia dimana saudara berada . Soli Deo Gloria

           
           


3 komentar:

  1. trimakasih saya diberkati melalui perenungan Firman Tuhan. JBu

    BalasHapus
  2. Yesus Terang hidupku, tak ku takut kan gLap, kutrima Kau Yesus dalam hatiku,..ku punya trang hidup...dan bilaku berjalan saat aku berlari kutak takut sbab terang-Mu..walau dunia jadi gLap smua yang ada pun Lenyap Kau kan tetap Trang HIDUP-ku. Bri terang-Mu dalam hatiku Tuhan agar dunia tahu bahwa Kaulah Terang hidupku.

    BalasHapus
  3. Terima kasih, Tuhan memberkati

    BalasHapus