Tafsiran Kitab Amsal
28 : 1-28
(JHON MUSA RENDHOARD)
Latar
Belakang Naratif
Sang guru hikmat dalam hal ini
mengajarkan bahwa salah satu hal yang penting untuk menjalankan suatu pemerintahan
yang baik adalah aturan main atau hukum yang jelas dan adil. Oleh karena itu untuk
menerapkan hukum yang mengatur segala sesuatu pada tempatnya dibutuhkan orang
yang takut akan Tuhan, tak mencari kepentingan diri sendiri, dan berdedikasi
tinggi serta peduli terhadap kesejahteraan rakyat.
Alur Pembicaraan
Perbedaan
orang fasik dan orang benar
1
Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar
merasa aman seperti singa muda.
2
Karena pemberontakan negeri banyaklah penguasa-penguasanya, tetapi karena orang
yang berpengertian dan berpengetahuan tetaplah hukum.
4
Orang yang mengabaikan hukum memuji orang fasik, tetapi orang yang berpegang
pada hukum menentangnya
6
Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya dari pada orang yang
berliku-liku jalannya, sekalipun ia kaya.
7
Orang yang memelihara hukum adalah anak yang berpengertian, tetapi orang yang
bergaul dengan pelahap mempermalukan ayahnya.
10
Siapa menyesatkan orang jujur ke jalan yang jahat akan jatuh ke dalam lobangnya
sendiri, tetapi orang-orang yang tak bercela akan mewarisi kebahagiaan.
11
Orang kaya menganggap dirinya bijak, tetapi orang miskin yang berpengertian
mengenal dia.
12
Jika orang benar menang, banyaklah pujian orang, tetapi jika orang fasik mendapat
kekuasaan, orang menyembunyikan diri.
16
Seorang pemimpin yang tidak mempunyai pengertian keras penindasannya, tetapi
orang yang membenci laba yang tidak halal, memperpanjang umurnya.
18
Siapa berlaku tidak bercela akan diselamatkan, tetapi siapa berliku-liku
jalannya akan jatuh ke dalam lobang.
19
Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar
barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan.
20
Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin
cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.
21
Memandang bulu tidaklah baik, tetapi untuk sekerat roti orang membuat
pelanggaran.
26
Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku
dengan bijak akan selamat.
27
Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang
menutup matanya akan sangat dikutuki.
28
Jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri, tetapi jika
mereka binasa, bertambahlah jumlah orang benar.
Ciri Orang benar
dan yang takut akan Tuhan
5
Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN
mengerti segala sesuatu.
8 Orang yang memperbanyak hartanya dengan riba
dan bunga uang, mengumpulkan itu untuk orang-orang yang mempunyai belas kasihan
kepada orang-orang lemah.
13
Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa
mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
14
Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang
mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.
23
Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi dari pada orang yang
menjilat.
25
Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran, tetapi siapa percaya kepada TUHAN,
diberi kelimpahan.
Ciri Orang Jahat/Fasik
3
Orang miskin yang menindas orang-orang yang lemah adalah seperti hujan deras,
tetapi tidak memberi makanan.
9
Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah
kekejian.
15
Seperti singa yang meraung atau beruang yang menyerbu, demikianlah orang fasik yang
memerintah rakyat yang lemah.
17
Orang yang menanggung darah orang lain akan lari sampai ke liang kubur.
Janganlah engkau menahannya!
22
Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia
akan mengalami kekurangan.
24
Siapa merampasi ayah dan ibunya dan menyangka bahwa itu bukan suatu
pelanggaran, ia sendiri adalah kawan si perusak.
Pengarang
Pengaran dari ajaran
hikmat ini adalah sang guru hikmat yang mengajarkan tentang bagaimana orang
yang benar yang takut akan Tuhan dalam hukum yang adil kepada rakyatnya dan
juga pemimpin yang tidak korup dan yang fasik yang juga dalam pemerintahan yang
buruk dan tidak menaati hukum., dan juga pengajaran kepada para muridnya agar
mereka taat kepada hukum yang berlaku tidak seperti orang fasik yang melanggar
hukum.
Pendengar
Pendengar
dari ajaran di dalam teks ini ialah para murid dari sang guru hikmat, mereka di
ajarkan agar menjadi pemimpin yang baik dan yang takut akan Tuhan serta dapat
menegakkan hukum dan tidak berlaku seperti orang fasik yang hidup dalam
keburukan dan tidak taat kepada hukum.
Ponit
of View
Persoalan yang
diangkat oleh Amsal ini melalui sang guru hikmat adalah pribadi di balik penerapan hukum
tersebut. Pribadi yang jahat mengakibatkan rakyat tertindas. Biasanya pribadi
jahat berpihak kepada orang kaya sehingga membelokkan hukum untuk kepentingan
segelintir orang saja. Tetapi Amsal ini mengingatkan juga bahwa orang miskin
pun bisa saja menjadi pelaku-pelaku curang dari hukum. Ini bukan sekadar
masalah situasional miskin-kaya melainkan masalah dalam menyikapi hidup. Amsal juga mengingatkan
bahwa upaya jahat tidak akan membawakan hasil yang permanen karena di dalam
kedaulatan Tuhan, justru orang-orang yang mempertahankan kejujuran dan
kebenaran yang akan dapat menikmati hidup ini.
Kata-kata
Kunci
-
[v'_r" (rasah) = jahat, atau orang jahat, orang yang tidak
peduli akan perintah Tuhan
-
] dygI©n" ((nagid) = pemimpin
-
hr"At (torah) = Hukum, hukum Tuhan
Tafsiran
1 Orang fasik lari, walaupun
tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda.
Sang
guru hikmat mengawali pengajarannya dengan menjelaskan bahwa rasa bersalah
akibat kehajatan yang di buat oleh orang jahat, akan terus membayanginya, namun
jika orang yang hidup baik dan benar tidaklah dibayangi oleh bayangan yang
buruk, melainkan ia akan merasa aman dan damai dalam hidupnya
2 Karena pemberontakan negeri
banyaklah penguasa-penguasanya, tetapi karena orang yang berpengertian dan
berpengetahuan tetaplah hukum.
Selanjutnya
dalam ayat ini digambarkan dampak dari
tidaknya menaati hukum yang ada
di dalam pemerintahan tersebut sehingga
pemerintahan yang dipimpin menjadi terpecah-pecah, sang guru hikmat menyatakan
bahwa yang dikatakan bahwa orang yang berpengertian dan berpengetahuan itu
adalah mereka yang taat kepada hukum.
3 Orang miskin yang menindas
orang-orang yang lemah adalah seperti hujan deras, tetapi tidak memberi
makanan.
Ternyata
di dalam teks ini sang guru hikmat mengatakan bahwa kemiskinan juga bisa menindas
orang-orang yang lemah, bahkan bisa dibilang lebih kejam
4 Orang yang mengabaikan hukum
memuji orang fasik, tetapi orang yang berpegang pada hukum menentangnya.
Selanjutnya
sang guru hikmat menjelaskan bahwa orang yang jahat dan yang tidak peduli
kepada hukum yang sering melanggar hukum memuji juga orang fasik yang juga sama
dengan orang yang jahat di sini sang guru hikmat membandingkan dengan orang
yang berpegang pada hukum yang menentang orang-orang seperti itu.
5 Orang yang jahat tidak mengerti
keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu.
Perbuatan
yang baik dan benar berupa keadilanpun orang jahat tidak mengertinya, sehingga
yang dilakukannya adalah perbuatan yang jahat, sebab menurut sang guru hikmat
orang jahat tidak mengerti akan keadilan, sang guru hikmat mengajarkan bahwa
orang selalu dekat dengan Tuhan, yaitu mereka yang selalu mencari Tuhan, ia
akan mengerti dan bagaimana bersikap adil dalam menegagkan keadilan, sebab ia
dekat dengan Sang sumber yang adil yaitu Tuhan.
6 Lebih baik orang miskin yang
bersih kelakuannya dari pada orang yang berliku-liku jalannya, sekalipun ia
kaya.
Selanjutnya
sang guru hikmat mengkontraskan antara yang kaya dengan yang miskin, ia
mengajarkan bahwa lebih baik seperti orang miskin yang bersih kelakuannya
artinya jujur,adil dan sebagainya dari pada seperti orang yang kaya yang tidak
baik jalannyanya, seperti menghasilkan kekayaannya dengan perbuatan yang jahat
dan sebagainya.
7 Orang yang memelihara hukum
adalah anak yang berpengertian, tetapi orang yang bergaul dengan pelahap
mempermalukan ayahnya.
Dalam
hal ini sang guru hikmat mengajarkan tentang gambaran seorang anak yang
dinasehati agar memegang hukum dan tidak bersahabat dengan pelahap. Bersahabat
dengan pelahap adalah sebuah pilihan yang bodoh menurut sang guru hikmat, sebab
pelahap dapat disamakan dengan pemabuk, pemalas, dan orang bodoh yang menjadi
miskin karena malas, anak yang bergaul dengan orang-orang sedemikian segera akan
menjadi seperti mereka, sehingga mempermalukan ayahnya dan ajarannya.
8 Orang yang memperbanyak
hartanya dengan riba dan bunga uang, mengumpulkan itu untuk orang-orang yang
mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah.
Dalam
ayat ini, hal tentang riba itu diperbolehkan menurut sang guru hikmat, sebab
hasil dari riba itu dipergunakan bukan untuk kepentingan atau keuntungan bagi
diri sendiri, melainkan hasil dari riba itu dipergunakan untuk menolong orang
lain yang lemah dan tertindas. Jadi dalam hal ini menurut sang guru hikmat itu
baik di lakukan bagi orang yang mau memberi kepada yang berkekurangan
9 Siapa memalingkan telinganya
untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
Mendengar
berarti menaati. Sang guru hikmat mengajarkan pada bagian ini bahwa kalau kita
tidak mendengar atau tidak menaati Tuhan atau juga hukum-hukum-Nya, maka Ia
tidak akan mendengarkan doa kita. Sebab orang yang demikian adalah jahat dimata
Tuhan dan itu merupakan kekejian.
10 Siapa menyesatkan orang jujur
ke jalan yang jahat akan jatuh ke dalam lobangnya sendiri, tetapi orang-orang
yang tak bercela akan mewarisi kebahagiaan.
Sang
guru hikmat di dalam ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang menjerat orang
jujur ke jalan yang jahat akan jatuh sendiri ke dalam jerat. Berbuat jahat
sudah buruk, tetapi mendorong orang lain untuk berbuat jahat adalah menjijikan
sehingga orang itu akan menuai hukuman. Orang-orang yang tidak bersalah tidak
akan dihukum seperti orang jahat, melainkan mereka akan mewarisi kebajikan
menurut sang guru hikmat.
11 Orang kaya menganggap dirinya
bijak, tetapi orang miskin yang berpengertian mengenal dia.
Gambaran
dalam hidup orang kaya menurut sang guru hikmat ialah mereka akan menganggap
diri mereka bijak karena status mereka dan kekayaan yang mereka miliki, namun
sang guru hikmat melihat bahwa orang miskin memiliki pengertian untuk mengenal
diri mereka.
12 Jika orang benar menang,
banyaklah pujian orang, tetapi jika orang fasik mendapat kekuasaan,
orang menyembunyikan diri.
Sang
guru hikmat dalam ayat ini membicarakan kegirangan yang menyertai kemenangan
orang benar dibandingkan dengan ketakutan yang timbul bila orang jahat
berkuasa. Adalah sebuah berkat bagi sebuah negara bila pemerintahan negara itu
kuat, stabil dan dikendalikan oleh pemimpin-pemimpin yang jujur .
13 Siapa menyembunyikan
pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan
meninggalkannya akan disayangi.
Amsal
dalam ayat ini yang di ajarkan oleh sang guru hikmat ialah bahwa beberapa orang berpikir bahwa orang-orang
berdosa yang melanggar hukum selalu menang, sedangkan orang-orang benar yang
memegang hukum selalu kalah. Namum sang guru hikmat mengatakan bahwa kalau anda
mau berhasil dalam hidup, maka anda harus memegang peraturan.
14 Berbahagialah orang yang
senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh
ke dalam malapetaka.
Selanjutnya
dalam ayat ini sang guru hikmat mengajarkan hal yang penting bahwa
berbahagiialah orang yang senantiasa takut akan Tuhan, kebalikan dari itu ialah
bahwa orang yang mengeras hati kepada Tuhan dan hukumnya akan jatuh dalam
malapetaka yang menjadi upahnya.
15 Seperti singa yang meraung
atau beruang yang menyerbu, demikianlah orang fasik yang memerintah rakyat yang
lemah.
Gambaran
dari hewan-hewan yang kejam ini yang di angkat oleh sang guru hikmat ingin
memperlihatkan atau menyamakan dengan para pemimpin-pemimpin yang jahat dan
kejam di dalam pemerintahannya kepada orang lemah.
16 Seorang pemimpin yang tidak
mempunyai pengertian keras penindasannya, tetapi orang yang membenci laba yang
tidak halal, memperpanjang umurnya.
Ayat
ini juga menjelaskan tentang tentang teguran kepada pemimpin yang lalim yang
tidak mempunyai pengertian dan memuji
pemerintah yang membenci laba yang tidak halal. Pemerintah yang demikian
pertama kurang pengertian tetapi kejam, sedangkan pemerintah kedua memiliki
pengertian dan memerintah dengan lama.
17 Orang yang menanggung darah
orang lain akan lari sampai ke liang kubur. Janganlah engkau menahannya!
Dalam
ayat ini sang guru hikmat mengajarkan bahwa orang ini adalah seorang pembunuh
yang dihantui oleh hati nuraninya yang bersalah sehingga ia berusaha membunuh
diri sendiri. Mungkin sang guru hikmat dalam ayat ini ingin mengajarkan bahwa
kita jangan ikut campur tangan dengan hukuman yang disebabkan oleh orang itu
sendiri
18
Siapa berlaku tidak bercela akan diselamatkan, tetapi siapa berliku-liku
jalannya akan jatuh ke dalam lobang.
19 Siapa mengerjakan tanahnya
akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan
kenyang dengan kemiskinan.
Sang
guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa orang yang rajin dan giat akan
memperoleh hasil yang baik untuk dinikmatinya sedangkan bagi yang malas tidak
akan memperoleh apa-apa.
20 Orang yang dapat dipercaya
mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan
luput dari hukuman.
Lebih
baik menjadi orang yang dapat dipercaya menurut sang guru hikmat dari pada
orang yang ingin menjadi kaya namun mencari jalan yang jahat akan memperoleh
hukumannya
21 Memandang
bulu tidaklah baik, tetapi untuk sekerat roti orang membuat pelanggaran.
Sang
guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa orang yang memandang oaranglain
tidaklah baik dan juga jika ia menerima suap atau melakukan pelanggaran akan
memperoleh hukuman
22 Orang yang kikir tergesa-gesa
mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan.
Sang
guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa orang yang terburu-buru dalam
mengejar harta maka ia tidak menyadari dirinya berkekurangan, sehingga dalam
usahanya mengejar harta ia akan melakukan segala macam cara agar mendapatkan
harta yang diinginkannya
23 Siapa menegur orang akan
kemudian lebih disayangi dari pada orang yang menjilat.
Sang
guru hikmat dalam hal ini mengajarkan bahwa lebih baik menegur walaupun itu
memang menyakitkan dari pada mendiamkan kesalahan orang lain dan mengganggap
bahwa tidak ada kesalahan seperti orang yang menjilat dikatakan bahwa
menyembunyikan kesalahan dalam kebenaran itu kesalahan yang buruk.
24 Siapa merampasi ayah dan
ibunya dan menyangka bahwa itu bukan suatu pelanggaran, ia sendiri adalah kawan
si perusak.
Sang
guru hikmat dalam hal ini mengajarkan tentang anak yang buruk dan jahat
kelakuannya kepada orang tuannya, bahkan kejahatan yang dilakukannya itu
dianggap bukanlah suatu kesalahan, sang guru hikmat dalam hal ini menyamakan
dengan orang yang jahat kelakuannya
25 Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran,
tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan.
Ketidaksabaran
dan gosip dan sifat lekas marah menyebabkan persoalan. Sikap yang benar ialah
bersandar kepada Tuhan. Pandangan yang tertuju kepada tuhan akan menolong dan
menerima orang lain
26 Siapa percaya kepada hatinya
sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat.
Ayat
26 mengulangi pikiran ini bahwa siapa yang bersandar kepada diri sendiri
dikatan orang bebal. Seorang yang bijaksana mengetahui visinya terbatas dengan
kekeliuran dosa, sebab itu ia tidak akan bersandar kepada dirinya sendiri
melainkan hanya Tuhan yang dapat membantunya memberikan hikmat kepadanya
27 Siapa memberi kepada orang
miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat
dikutuki.
Sikap
yang bai dalam ayat ini menurut sang guru hikmat ialah sikap yang ditunjukkan
dengan orang yang suka memberi kepada orang miskin namun bagi orang yang kikir
dan pelit kepda orang miskin tidaklah baik malah dikatakan jahat dan bisa
dikutuki.
28 Jika orang fasik mendapat
kekuasaan, orang menyembunyikan diri, tetapi jika mereka binasa, bertambahlah
jumlah orang benar
Ayat
28a hampir sama dengan ayat 12b, tetapi ayat 28b berbeda dengan ayat 12a,
ketika pemerintahan orang fasik berakhir, orang-orang benar keluar dari
persembunyian dan memegang kendali, bahkan jumlah mereka bertambah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar